Monday, November 19, 2012

Itu Layang-layang

Bocah kecil itu seperti minggu sore sebelum-sebelumnya duduk dengan manis di bangku taman di seberangku. Gigi putihnya berderet, lesung pipinya tampak indah. Kakinya digoyang-goyang dan ia bersenandung kecil. Ibunya yang duduk di sebelah sibuk dengan telefon genggamnya. Anak itu tampak berusaha mencari perhatian ibunya. Ia berkali-kali menarik lengan ibunya . Sang ibu tetap sibuk menerima telfon di telinga kiri dan mengirim sms dengan tangan kanan 



Anak itu turun dari bangku dan menghampiriku. Ia menatapku dengan binar matanya yang bening, sambil menerima lolipop yang kuulurkan padanya. Tersenyum manis dengan sopan berterima kasih padaku. Kutanya siapa namanya. "Tio" jawabnya. Kemudian dia menarik tanganku ke tengah tanah lapang di taman.

"Tante, itu layang-layang kan ? Tio ingin bisa terbang seperti itu."


Seminggu berlalu saat aku berkenalan dengan Tio, bocah lima tahun itu. Sore ini, aku kembali duduk di bangku taman favoritku ini, melepas perasaan penatku seperti biasa yang kulakukan. Kali ini aku tidak melihat Tio. Pak Dar, penjaga taman menghampiriku. "Neng, tahu tidak ? Bocah kecil yang suka duduk di bangku itu? Anak pengusaha besi komplek sini. biasa suka datang dengan baby sitternya."

Aku menanggapi "Iya Pak, minggu lalu saya lihat, mungkin bersama ibunya."
"Tadi siang meninggal neng, ditabrak mobil tapi kejadiannya saya tidak tahu persis"


"Tante, itu layang-layang kan?" aku teringat kalimat terakhirnya.

Sekarang aku yakin, Tio sudah terbang bebas. Mungkin ia tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tuanya, sekarang Tuhan mengambilnya kembali.

Jakarta - Syu






No comments:

Post a Comment