Thursday, January 10, 2013

Sang Putri


Gaun putih panjang yang membalut tubuhku melambai oleh angin pagi ini. Sekali lagi kupandangi cermin lonjong membetulkan rangkaian mahkota bunga daisy di kepalaku. Hawa dingin pegunungan Alpen ini, membekukan hatiku yang telah lama hilang arah. Lama menantikanmu kembali di sini, atau hasrat pergi menyusulmu di sana. Kulirik apel merah di atas meja kecil sebelah meja riasku yang antik. Aromanya segar, sesegar hari-hari kita dulu saat kau masih di sini. Saat cuaca masih cerah dan hangat. Hari-hari yang kita isi dengan gelak tawa saat kau mengajariku menunggang kuda, memanah dan berburu. Bahkan masih terbayang jelas semua itu di dalam mimpiku setiap malam. 
Apel merah pekat itu menantang gigitanku. Hanya perlu segigit saja, maka aku akan jatuh tertidur. Aku berharap rasa kantuk itu menghampiriku tanpa rasa sakit, lalu mimpi indah membuaiku, alunan damai merasuk kalbuku dan dengan sabar aku akan menunggu seribu tahun berlalu. Menantikan hari itu datang, hari di mana sentuhan hangat akan mengusap wajahku, dan bisikan lembut akan membangunkan tidurku. Lalu saat kubuka mata nanti, aku berharap melihat binar matamu menatapku lekat. Masih dengan raut wajah yang sama, tersenyum dan menyapaku “Aku kembali, Putri”

Catatan 2012 
-Syu-




No comments:

Post a Comment