Tuesday, June 11, 2013

Juni

"Juni..." sekali lagi aku menoleh dan melihat senyum cerahmu. "Hati-hati..." Kau lambaikan tanganmu dalam cahaya matahari senja. Kau tampak berkilau terbias cahaya, terlebih saat kau menggenggeam tangan gadis manis berambut pirang di sisimu itu. Empat musim  aku lewatin sendiri sejak terakhir kali pertemuan kita di sore musim itu. Aku semakin mengerti, semua ini berhubungan dengan namaku. Juni tahun pertama, kita bertemu di kelas fotografi karena sama-sama menyukai alam. Juni tahun berikutnya, kita merayakan persahabatan kita di landscape bebatuan Canyonlands National Park, Utah. Kemudian Juni di tahun kedua, kita bergabung bersama klub pecinta fotografi mengarungi dataran Tibet dan saat itu semua warna hatiku selalu menjadi merah muda setiap kali kau tatap wajahku dan membantuku memasang lensa. Lalu Juni tahun ketiga, kau bilang padaku ada seorang gadis pirang manis yang bersedia menjadi foto modelmu. Saat itu aku tidak habis pikir kenapa kau tiba-tiba merubah acuan objek fotomu. Kau bahkan membatalkan rencana perjalanan kita ke Nepal hanya karena gadis itu. 

Ini adalah Juni kelima, aku masih sering tersenyum mengenangmu, mengenang tawa dan canda yang terisi dalam persahabatan kita selama empat tahun. Masih terbayang jelas Juni terakhir kita bertatap muka, kau mengunjungi liburan musim panasku di peternakan nenekku. Dan kau membawa serta gadis manis berambut pirang itu bersamamu. Sore itu di depan pagar kayu di samping pohon willow, kau mengungkapkan isi hatimu. "Juni, ini dia May yang sering kuceritakan padamu. Kita berencana menikah di akhir musim ini". Aku tersenyum tulus ikut berbahagia untukmu, walaupun terbesit rasa kecewa dan ada sebentuk rasa sakit hadir di ujung hatiku yang tak terungkap. Asal kau tahu saja, aku pernah menyimpan rasa cinta untukmu selama empat kali Juni.


Cerita tentang Juni : Gadis tomboy pecinta fotografi

-Syu-
Jakarta, 11 Juni 2013

No comments:

Post a Comment